Minggu, 22 Januari 2017

Tipe Photosynthesis Tanaman C3 C4 dan CAM

Tanaman tertentu telag mengembangkan cara membatasi photorespiration
- Jalur C3
- Jalur C4
- Jalur CAM (Crassulacean Acid Metabolism)
Keduanya mengubah CO2 ---> senyawa antara 4 carbon ---> C4 photosynthesis

C3 Photosynthesis : Tanaman C3

- Disebut C3 karena CO2 pertama kali diinkorporasikan ke dalam senyawa 3-carbon.
- Stomata membuka pada siang hari.
- RUBISCO, enzim terikat didalam photosyntesis, juga terikat di dalam penggunaan CO2.
- Photosynthesis terjadi di daun.
Adaptive value :lebih effisien dari pada tanaman C4 dan CAM pada kondisi dingin dan lembab dan sinar normal karena memerlukan sedikit perlengkapan (sedikit enzim dan tidak memerlukan anatomi khusus). kebanyakan tanaman adalah C3.

C4 Photosynthesis : Tanaman C4

- Disebut C4 karena CO2 pertama kali diinkoporasikan kedalam senyawa 4-carbon.
- Stomata membuka pada siang hari.
- Menggunakan PEP Carboxylase sbg enzim dalam mengkonsumsi CO2. Enzim ini memungkinkan CO2 diambil tanaman sangat cepat, dan kemudian mengirimkannya secara langsung ke RUBISCO untuk photsynthesis.
- Photosynthesis terjadi dalam sel bagian dalam (memerlukan anatomi khusus disebut kranz anatomy).
Nilai Adaptif:
- photosynthesis lebih cepat dari pada tanaman C3 pada kondisi intesitas sinar dan temperatur tinggi karena CO2 dikirim langsung ke RUBISCO. tidak membiarkan rubesco bergabung dg oxygen dan mengalami photorespiration.
- Efisiensi penggungaan air lebih baik karena PEP carboxylase membawa CO2 lebih cepat dan sehingga tidak memerlukan menjaga stomata membuka sebanyak jumlah yang sama, tangkapan CO2 untuk photosynthesis. (pelepasan air dengan transpirasi lebih sedikit).
C4: termasuk beberapa ribu spesies dalam . sekurang-kurangnya 19 family. contoh jagung.

CAM Photosynthesis : Tanaman CAM, Crassulacean Acid Metabolism

- Disebut CAM setelah famili tanaman pertama ditemukan (crussalaceae) dan karena CO2 disimpan di dalam bentuk asam (Acid) sebelum digunakan untuk fotosintesis.
- Stomata membuka pada malam hari (ketika kecepatan evaporasi umumnya rendah) dan biasanya tertutup pada siang hari. CO2 diubah menjadi asam (acid) dan disimpan pada malam hari. ketika siang, asam dipecah dan CO2 dilepaskan ke RUBISCO utk photosynthesis.
Nilai Adaptif:
- Efisiensi penggunaan air lebih baik dari tanaman C3 pada kondisi kering karena pembukaan stomata pada malam hari ketika kecepatan transpirasi rendah (tanpa sinar, temperatur rendah, kecepatan angin rendah dsb).
- CAM ketika kondisi extrim kering, tanaman CAM dapat juga menutup stomata pada malam dan siang. oxygen hasil potosintesis digunakan untuk respirasi CO2 yang dihasilkan dari respirasi digunakan untuk potosintesis. Ini seperti mesin energi kekal, namun ada biaya yg berhubungan untuk menjalankan mesin respirasi dan potosintesis sehingga tanaman tidak dapat selalu CAM. Tetapi CAM memungkinkan tanaman survive pada musim kering dan berbalik cepat ketika air tersedia lagi.
* Tanaman CAM termasuk banyak sukulen : Kaktus.

Selasa, 10 Januari 2017

Prinsip Pertanian Alami Dan Aplikasinya

Konsep Natural Farming

Penegertian Natural farming atau pertanian alami ini sesungguhnya merupakan ringkasan dari materi pelatihan yang didapat dari pionirnya yang bernama Dr. Cho Han Kyu yang berasal dari korea selatan. Beliau adalah seorang doktor hewan yang telah berusia 73 tahun, dan sudah memulai konsep Natural farming sejak tahun 1960an dan saat ini beliau dikenal sebagai Expert of natural farming.

Natural farming sebenarnya adalah sebuah konsep pertanian yang bertumpu pada alam dan ada tambahan dari luar (baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida). Jadi Natural farming adalah sebuah penghayatan sekaligus perlakuan manusia terhadap alam secara arif dan cerdas. alam beserta isinya harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, sebagaimana manusia menyayangi dirinya, sehingga manusia harus memahami apa yang sedang dibutuhkan oleh alam (tanah dan tanaman), sekaligus tahapan-tahapanya (tanaman dalam tahap pertumbuhan tentu berbeda kebutuhan nutrisinya dibandingkan dengan tanaman yang sedang masa berbuah).

Ringkasannya Natural farming atau pertanian alami ini, harus dilaksanakan secara arif, bijak, dan penuh kasih sayang, tanaman seharusnya diperlakukan sesuai dengan kemauan/kebutuhannya, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal, dan secara tidak langsung manusia/petani bisa menikmati hasilnya. Adapun bahan-bahan nutrisi tanaman yang hendak digunakan juga harus diambil dari bahan-bahan lokal yang sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lokal.

Dengan demikian petani yang memahami dan melakukan natural farming akan menjadi sahabat alam yang mempunyai ciri ciri sebagai berikut:
  1. Petani harus mampu menghayati dan memperlakukan alam secara arif dan cerdas. 
  2. Petani mampu menghargai kekayaan alam sekitar yang sesungguhnya sudah tersedia bahan-bahan yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan menigkatkan produktivitas tanaman. 
  3. Petani harus bisa menghayati bahwa kehidupan ini adalah sebuah harmoni (manusi, hewan, tanaman hidup dengan tanah, air, dan matahari) yaitu bahwa kehidupan terjadi karena adanya harmoni antara unsur plus (+) dengan unsur minus (-) sebagaimana sifat matahari (+) dan sifat bulan (-), demikian halnya dengan sifat energi plus (panas, udara, uap, air, bumi) dan sifat bahan-bahan alami/nutrisi bersifat minus (-). Harmonisasi antara plus dan minus jelas akan membawa kedamaian, kententraman, dan kesejahteraan manusia. 
  4. Petani harus menyadari bahwa proses harmonisasi diatas tidak bisa dilakukan secara terburu-buru, semua tahapan harus dinikmati. 
  5. Konsep Natural farming sesungguhnya menutup input luar yang cenderung mahal apalagi sudah melalui proses pabrikan, sehingga melalui Natural farming petani mampu menekan serendah mungkin biaya produksi tetapi sebaliknya hasil produksinya dapat ditingkatkan secara optimal.

Dasar-dasar Natural farming


  1. Mengikuti hukum alam dan nalar. Pertanian merupakan pekerjaan petani untuk menghasilkan makanan bagi kesehatan dan kehidupan manusia dengan cara bekerja dengan alam, mengikuti hukum-hukum alam, suatu proses yang memadukan kebijakan serta kerja dengan unsur alam seperti, matahari, udara, air (ekosistem) yang berada disekitar kita. 
  2. Biarkan mereka menolong diri sendiri dan tolong-menolong (dimulai dari diri sendiri baru menolong orang lain). 
  3. Pertania alami tidak sekedar mengejar produksi, tetapi juga kehidupan petaninya berperilaku alami yang menjalin hubungan yang selaras dengan alam sekitar. 


Kekuatan Natural farming

Kekuatan dari Natural farming  adalah sangat ramah pada lingkungan, emisi nol, hasil produksinya tinggi, biaya rendah, kualitas yang lebih baik, bisa diaplikasikan dengan mudah, dan menghargai kehidupan (beralih ke polas dasar).

Disamping kekuatan dari Natural farming itu keuntungan bagi petani adalah: petani tidak perlu banyak mencangkul, tidak perlu dilakukan penyiangan, tersedianya pupuk kompos dan mikroba alam, serta dalam pencegahan hama penyakit menggunakan nutrisi dari alam yaitu rebung, jahe, bawang putih serta cabe.



Natural farming & Masalah Pertanian

Masalah utama petani di beberapa tempat, salah satunya adalah masalah pengairan, padahal didalam alam terdapat 3 macam air (mata air, air sungai, dan air bawah tanah). Secara umum petani hanya memandang bahwa masalah air hanya bergantung pada mata air dan air sungai, tetapi sebenernya petani mampu melaksanakan kegiatan pertanian meskipun hanya menggunakan sumber air tanah, karena kandungan air dalam tanah ukuran 1m persegi terdapat 700kg air dan jumlah ini cukup untuk bertani. Persoalannya adalah bagaimana mengembalikan keadaan tanah sekarang ini yang sudah terlanjur terekploitasi sehingga tanah menjadi tandus.

Terkait dengan pertanyaan tersebut sebenarnya ada 4 masalah yang harus segera dibenahi, diantaranya:

A. Rumput
Dalam Natural farming direkomendasikan bahwa rumput tidak perlu dibabat, tetapi, tetapi yang harus dilakukan adalah bagaimana rumput itu dikelola untuk mengembalikan kesuburan tanah, caranya adalah dilahan tersebut ditebari biji jagung kemudian setelah jagung tumbuh kira-kira setinggi 0,5 - 1 meter, lahan ditebari MIKROBA -4, setelah itu pohon jagung dirobohkan, dengan maksud sebagai mulsa sekaligus mempertahankan kadar air tanah, karena jagung mampu menambah/menahan kadar air tanah, dalam waktu kurang lebih 1 minggu lahan siap ditanami.

B. Mencangkul
Dalam waktu 3 tahun berturut-turut aplikasi Natural farming, sebagaimana pengendalian rumput diatas, maka tanah sudah semakin gembur, sehingga tanah sudah tidak usah di cangkul lagi, kalaupun masih tumbuh rumput dapat dengan mudah dicabut dengan tangan. Kegiatan mencangkul cukup dilakukan pertama kali dalam membuat bedengan (untuk lahan palawija) selanjutnya kegiatan mencangkul dapat dilakukan, itupun dengan kedalaman maksimal 3cm, karena lebih dari itu dikhawatirkan akan merusak bahkan membunuh cacing-cacing tanah yang keberadaannya justru sangat membantu petani. Cacing tanah mampung mencangkul sampai kedalaman 1,5 meter.
C. Pupuk/Kompos
Dengan membantu kegiatan cacing dalam melakukan tugas alaminya maka tanah akan semakin subur, karena kotoran cacing sangat membantu mengembalikan kesuburan tanah dan satu ekor cacing di dataran rendah/ menengah mampu menghasilkan kotoran 1ton/tahun, sedangkan untuk daerah pegunungan 10kg/tahun, hanya saja cacing memerlukan kadar kelembaban air sampai 80%, untuk itu memang diperlukan kecerdasan dan kecermatan petani, dengan demikian tanah jelas semakin subur dan kompos tidak diperlukan lagi.
D. Hama/Penyakit
Masalah hama/penyakit, pertama-tama harus siapkan lahan/tanah dan tanaman yang sehat namun faktor alam tentu sangat mungkin muncul adanya hama/penyakit, dan penanggulangannya adalah dengan mengendalikan hama itu secara alamiah, sebaliknya tanaman dapat diberi larutan/nutrisi yang fungsinya mampu mengendalikan hama seperti sari rebung, larutan jahe, larutan bawang putih, dsb.

Kesimpulan dengan mengaplikasikan ke empat hal tersebut maka tanah akan kembali subur, tanaman akan tumbuh optimal dan secara tidak langsung keberadaan cacing tanah juga membantu ketersedian air dalam tanah, sehingga masalah perairan dapat teratasi.


Kesuburan Tanah & Tanaman 


Dua konsep dasar Natural farming yang perlu diaplikasikan adalah membuat kesuburan tanah dan kesuburan tanaman.

1. Membuat kesuburan tanah
Bahan alami tanah merupakan bahan esensial yang tidak dapat digantikan dengan baha lain didalam tanah. selain peranannya dapat mempertahankan atau memperbaiki sifat fisik tanah, baik tekstur maupun struktur tanah. Juga peranan bahan alami dapat mendukung kehidupan mikroorganisme / makro organisme tanah dan sebagai sumber nutrisi bagi beberapa makhluk hidup didalam tanah termasuk tumbuhan.
Jiwanya tanah adalah bahan alami seperti darah dimanusia, jika darah manusia rendah maka terasa pusing dan tidak bergairah, pucat, lesu serta aktifitasnya rendah. Begitu pula jika kandungan bahan alami tanah rendah maka tanah jiwanya hilang. Sulit dan produktifitas tanah tersebut rendah. Sebagaimana sudah disinggung di muka bahwa masalah kesuburan tanah, keberadaan cacing dan mikroba jelas sangat diperlukan, sehingga petani harus paham bagaimana menghadirkan mikroba yang dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah. Mikroba dapat dibuat dengan cara sangat sederhana dan murah, adapun tahapannya/ caranya adalah:
A. MIKROBA -1
Nasi yang agak keras ditaruh diatas tanah yang di ambil dari tanah sekitar pohon bambu, atau langsung ditaruh disekitar tanah di bawah pohon bambu, kemudian ditutup dengan kertas, dan daun-daun bambu dan setelah kurang lebih 3 hari nasi tersebut sudah muncul jamur yang berwarna kekuning-kuningan. Nasi yang berjamur kekuningan inilah yang disebut MIKROBA -1.
B. MIKROBA -2
Bahan yang digunakan untuk membuat mikroba -2 adalah Mikroba-1 dicampur dengan gula aren dengan perbangingan 1:1 kemudian difermentasi selama 7hari setelah itu jadilah larutan yang disebut MIKROBA -2.
C. MIKROBA -3
Cara membuatnya adalah larutan mikroba -2 dicampur dengan air dengan perbandingan 1cc: 1liter air digunakan untuk membasahi bekatul/dedak dengan tingkat kebasahan 60-70% (cirinya saat dikepal tidak keluar air dan dapat dipecahkan), kemudian dimasukan gelas diatas tanah, dengan ketebalan maksimal 15cm terus ditutup dengan jerami atau yang lainya dengan maksud tidak terkena sinar matahari maupun hujan secara langsung dan biarkan selama kurang lebih 3hari, hasil inilah yang disebut dengan MIKROBA -3.
D. MIKROBA -4
Cara membuatnya adalah mikroba -3 dicampur dengan tanah gunung yakni tanah yang berada minimal 750 DPL- diatas permukaan laut (dengan maksud mengambil mikroba alami tanah gunung yang cenderung lebih tahan dingin/lebih kuat), ditambah lagi dengan tanah lahan yang akan digarap dengan perbandingan 2:1 =(2kg mikroba -3 dan 1kg tanah gunung serta 1kg tanah lahan) dicampur jadi satu dan dibiarkan selama 3hari (maksudnya adalah mengadaptasikan sebagai sumber mikroba tersebut, sekaligus mengakrabkan, karena mikroba mempunyai sifat "cemburu"). Setelah tiga hari maka jadilah MIKROBA -4. Selanjutnya Mikroba -4 ini sudah siap ditebar di lahan, namun akan lebih baik apabila aplikasinya ditambah dengan arang dengan perbandingan 3kg mikroba -4 : 1kg arang. Adapun dosis yang direkomendasikan adalah 1,5ton mikroba -4 untuk 1 hektar lahan.
Sedangkan untuk membuat kompos bernutrisi untuk kesuburan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara di bawah ini :

A. Hara batang pisang:

Kegunaan:
Lebih digunakan untuk dikocor di tanah (penyemprotan tanah), memperbaiki struktur tanah yang sudah banyak kandungan kimia bersama dengan nutrisi jantung pisang (bunga pisang).
Bahan:
Rebung pisang (bonggol pisang) yang masih muda.
Kandungan:
Mineral, Magnesium, Fosfor, Natrium.
Fungsi:
Memperbaiki akar tanaman, memperbarui sel akar, dan mempercepat pertumbuhan sel tunas akar.
Cara penggunaan:
Satu hara batang pisang (1liter) dicampur dengan air 500-700liter, untuk dikocor antara 4-5sendok makan yang masih murni belum dicampur air.

B. Hara bunga jantung pisang

Kegunaan:
Menetralisir racun dalam tanah, merangsang untuk pertumbuhan akar, dan mempercepat penggemukan ternak.
Bahan:
Jantung Pisang.
Kandungan:
Kalium dan Antiseptik.
Fungsi:
Membantu pertumbuhan benih.
Cara penggunaan:
Untuk dikocor tanah dan pertumbuhan. 
2. Membuat Kesuburan Tanaman
Sebelum memulai, petani harus lebih dahulu memahami apa saja serta tahapan-tahapan yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Dari penemuan pakar pertumbuhan manusia (Oinove Yashusi dari jepang), yakni bahwa manusia hidup ada tiga tahap:
Tahap 1 (didalam kandungan - lahir - masa pertumbuhan),
Tahap 2 (menikah - hamil) dan
Tahap 3 (melahirkan - meninggal). 
 Dari teori ini, maka Dr. Cho Han Kyu telah mengaplikasikan tahapan-tahapan pertumbuhan tersebut pada tanaman dengan tahapan sbb:
Tahap Kehidupan Tanaman dan Kebutuhan Nutrisi

Tahap 1 Pertumbuhan
Kebutuhan nutrisi utama adalah N (nitrogen).
Tahap 2 Masa Hamil
Kebutuhan nutrisi utama adalah P (phospor).
Tahap 3 Masa Berbuah
Kebutuhan nutrisi utama adalah Ca (kalsium). 
Masing-masing tahap tersebut membutuhkan kebutuhan nutrisi yang berbeda. adapun tahap pertumbuhan, masa hami, masa berbuah bisa diperoleh atau didapat dengan menggunakan aplikasi nutrisi sbb:

1. Nutrisi Timun

Kegunaan:
Untuk pertumbuhan tanaman usia 0-35hari yang berfungsi untuk pemanjangan tanaman. dan berperan dalam pembesaran. lebih aktif bila dicampur dengan nutrisi batang pisang dan jantung pisang.
Bahan:
Mentimun.
Kandungan:
Bahan aktif Gibrelin.
Fungsi:
Pertumbuhan sel dalam tanah.
Cara penggunaan:
Diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:1000.
2. Nutrisi Bunga

Kegunaan:
Untuk memperbanyak bunga, mencegah rontok pada bunga dan buah, buah lebih padat dan enak.
Bahan:
Bunga pepaya jantan, bunga mawar putih, bunga durian, bunga kanthil.
Kandungan:
Antiseptik.
Fungsi:
Membantu pertumbuhan bunga.
Perbandingan:
1kg bunga pepaya + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara penggunaan:
Diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:1000.
3. Nutrisi buah muda

Kegunaan:
Membantu agar buah lebih kuat dan tidak mudah rontok, untuk hewan yang hamil agar pertumbuhan jamin normal dan sehat.
Bahan:
Pepaya muda, Mangga muda.
Kandungan:
Ca dan P
Fungsi:
Membantu pertumbuhan bunga.
Perbandingan:
1kg buah pepaya + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara penggunaan:
Diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:1000
Untuk proses pembuatan nutrisi seperti pembuatan nutrisi bunga dan buah muda sudah saya posting di postingan sebelumnya, bisa di cek untuk lebih lengkapnya. 




Senin, 09 Januari 2017

Contoh Spesies Dari Schizophyta & Thallophyta Beserta Fungsinya

SOAL

Berikan 3 contoh spesies dari Schizophyta dan Thallophyta beserta fungsinya?


JAWABAN

A.Schizophyta





Clorophyta :


· Chlorella memiliki bentuk tubuh bulat seperti bola, kloroplas berbentuk seperti
mangkuk, dalam kloroplas terdapat perenoid berfungsi dalam pembentukan
amilum dan sebagai tempat penyimpan hasil dari asimilasi yang berupa
protein dan karbohidrat, di laboratorium chlorella digunakan untuk penelitian
fotosintesis. Chlorella dapat dijadikan makanan alternative.




Chrysophyta :


· Asamalginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan
plastik, kosmetik dan tekstil.

· Naviculasp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan
penyekat dinamit, penggosok dan saringan.

· Eucheumaspinosum (ganggangmerah), merupakan penghasil agar-agar.

· Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.

· Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.


Phaeophyta :


· Fucus : habitatnya di laut sepanjang pantai melekat pada batu-batuan, di
dalam tubuhnya terdapat rongga yang menghasilkan gamet disebut
konseptakel dan pada bagian ujung tubuhnya terdapat alat untuk
perkembangbiakan disebut reseptakel.

Peranan ganggang coklat :
Menghasilkan asam alginat yang berfungsi untuk pembuatan eskrim, pembuatan cat, berfungsi dalam industri untuk penyamakan kertas/menghaluskan kertas, pernis, obat-obatan, dan pasta gigi, sumber I2 (iodium) dan K (kalium), dan sebagai makanan ternak.





 B.Schizophyta

Kelas Bakteri :
pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asamcuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacterxylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacterchlorococcum.
Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksibakteri gram positif, Streptomycesgriseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang. sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Alga biru (cyanophyceae) :
Alga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersil yang memiliki nilai yang sangat tinggi, bebrapa alga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku agar-agar misalnya Euchema, Rhodymenic, dan Gracilaria. Untuk bahan industri misalnya Laminaria mengandung asam alginat sebagai bahan pengelmusi zat, pembuatan cat, obat-obatan, dan kosmetik. Diatome mengandung asam kresik berguna dalam pembuatan pasta gigi. Alga sebagai fitoplankton, hal ini dimaksudkaan karena alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang mampu berfotosintesis dan dalam ekosistem berkedudukan sebagai fitoplankton. Alga sebagai bahan kultur laboratorium misalnya sebagai medium agar tempat dikembangbiakkan jamur dan bakteri untuk mendapatkan antibiotik.

Pembuatan Nutrisi Tanaman Serta Pestisida Hayati


Jenis Nutrisi Tanaman Serta Cara Membuatnya

        Nutrisis Hayati berfungsi untuk menggantikan kompos dan pestisida kimia (UREA, TSP, KCL, dan Kalsium). Bahan-bahan atau sumber-sumber daya alam yang bisa digunakan untuk membuat Nutrisi Hayati tidak jauh disekitar kita atau mudah di dapat dilingkungan kita untuk pengganti kompos atau pestisida kimia (pupuk konvensional). Ada dua jenis nutrisi yang di butuhkan dalam tanah yakni unsur makro dan mikro.


A. Unsur Makro
 
    Adapun unsur makro diantaranya:

1. Unsur N (Nitrogen)

Kegunaan:
Penganti pupuk urea.
Bahan:
Ikan berlendir tinggi, punggung hitam, halus (terdapat pada ikan lele, hiu, ikan nila, atau kacang-kacangan).
Kandungan:
Asam Amino.
Fungsi:
Untuk pertumbuhan (unsur N) utamanya perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah, untuk memacu pertumbuhan awal (ternak).
Perbandingan:
1kg ikan lele + 1liter air + gula aren 1kg.
Cara membuat:
Ikan dipotong kira-kira ukuran 2cm
gula aren disisir halus
siapkan toples plastik, masukkan gula aren yang sudah disisir dan 1 liter air kedalam toples, diremas-remas sampai kemudian larut kemudian lele dimasukan lalu tutup dengan kertas plano dan ikat dengan karet gelang. Diamkan selama 7x24jam.
Tanda Jadi:
Tumbuh jamur pada permukaan, berbau seperti tape, hal ini menandakan adanya mikroba dan tandanya jadi.

2. Unsur P (phospor)

Kegunaan:
Pengganti pupuk TSP.
Bahan:
Tulang sapi (tulang hewan herbivora/pemakan rumput berkaki empat).
Kandungan:
Zat phospor.
Fungsi:
Merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pemasakan buah, memberatkan berat jenis buah, menggeraskan batang tanaman, menetralisir zat asam tanah jika ditambah dengan Cu, pada ternak dapat mempercepat pertumbuhan/ pengemukan kuat, dan tidak lahir premature.
Perbandingan:
1kg tulang sapi + 1liter air + gula aren 1kg.
Cara membuat:
Tulang sapi dipecah agak kecil lalu disangrai sampai kecoklatan dan dinginkan. Gula aren disisir halus. Siapkan toples plastik, kemudian masukan gula aren yang sudah disisir halus dan tambahkan 1ltr air kedalam toples lalu remas-remas sampai larut kemudian masukkan tulang sapi yang sudah disangrai, dicampur hingga rata lalu tutup dengan kertas plano dan ikat dengan karet gelang. Diamkan selama 7x24 jam.
Tanda jadi:
Permukaan tumbuh jamur seperti tape. Hal ini menandakan adanya mikroorganisme.

3. Unsur K (kalium)

Kegunaan:
Pengganti pupuk KCL.
Bahan:
Bahan tembakau kering/ hijau, atau batang brotowali.
Kandungan:
Unsur zat Kalium.
Fungsi:
Memperbaiki kualitas tanah, merangsang pembentukan biji, memperkuat batang, meningkatkan kualitas buah atau biji, untuk ternak menguatkan tulang.
Perbandingan:
1kg batang brotowali + 1 liter air + gula aren 1kg.
Cara membuat:
Batang brotowali dipotong kecil-kecil. gula aren disisir halus. sipakan toples plastik kemudian masukan gula aren yang sudah disisir dan tambahkan 1liter air kedalam toples lalu remas-remas sampai larut kemudian masukan batang brotowali yang sudah dipotong-potong hingga rata lalu tutup dengan kertas plano dan ikat dengan karet gelang. Diamkan selama 7x24 jam.
Tanda jadi:
Permukaan tumbuh jamur dan baunya seperti tape. Hal ini menandakan adanya microorganisme didalamnya.

4. Unsur Ca (kalsium)

Kegunaan:
Menjaga keasaman tanah atau PH tanah dan juga untuk memperlancar peneluran atau kesehatan ternak.
Bahan:
Kulit telur atau kulit kerang.
Kandungan:
Unsur zat kalsium.
Fungsi:
Merangsang pertumbuhan bulu-bulu akar. berperan dalam pembuatan protein atau bagian aktif tanaman, mengeraskan batang tanaman dan menetraslisir keasaman tanah.
Perbandingan:
1kg cangkang telur + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Kulit telur diremas-remas menjadi kecil kemudian disangrai hingga berwarna kecoklatan. Setalah dingin masukkan ke toples plastik bersamaan dengan air dan gula aren yang telah disisir halus. Setelah itu campur hingga rata dan tutup menggunakan kertas plano dan ikut menggunakan karet gelang. Diamkan selama 7x24 jam.
Tanda jadi:
permukaan tumbuh jamur dan baunya seperti tape. Hal ini menandakan adanya mikroorganisme.


B. Unsur Mikro

adapun unsur mikro diantaranya:

1. Nutrisi Jantung Pisang:

Kegunaan:
Menetralisir racun dalam tanah terutama zat kimia, juga menralisir racun dalam tubuh hewan dan merangsang untuk cepat gemuk.
Bahan:
Bunga pisang (jantung pisang).
Kandungan:
Kalium dan antiseptik.
Fungsi:
Membantu pertumbuhan benih dan mempercepat pertumbuhan akar.
Perbandingan:
1kg jantung pisang + 1liter air + 1kg gula aren.
Cara membuat:
Jantung pisang dipotong kecil-kecil. Setelah itu masukan kedalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah disisir halus. Aduk bahan secara merata dan tutup dengan kertas plano kemudian ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permukaan tumbuh jamur dan baunya seperti tape. karena adanya microorganisme didalamnya.

2. Unsur Bunga


Kegunaan:
Untuk memperbanyak bunga, mecegah bunga dan buah, buah lebih padat dan enak.Bahan:
Bunga pepaya jantan, bunga mawar putih, bunga durian, bunga khantil.
Kandungan:
Antiseptik.
Fungsi:
Membantu pertumbuhan bunga.
Perbandingan:
1kg bunga pepaya jantan + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Bunga pepaya jantan dimasukan kedalam toples bersama dengan air dan gula aren yang sudah dihaluskan. Aduk bahan secara merata dan tutup dengan kertas plano kemudian ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permukaan tumbuh jamur dan baunya seperti tape. Karena adanya mikroba di dalamnya.

3. Nutrisi Buah Muda

Kegunaan:
Membantu agar buah lebih kuat dan tidak mudah rontok, untuk hewan yang hamil agar pertumbuhan janin normal dan sehat.
Bahan:
Pepaya muda, mangga muda.
Kandungan:
Ca dan P.
Fungsi:
Membantu pertumbuhan bungan.
Perbandingan:
1kg buah pepaya + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Buah pepaya dimasukan kedalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah di sisir halus lalu aduk bahan secara merata dan tutup dengan kertas plano kemudian ikat dengan karet.
Tanda jadi:
permukaan tumbuh jamur dan baunya seperti tape. menandakan adanya mikroba didalamnya.

4. Nutrisi Buah Matang

Kegunaan:
Membantu agar buah lebih kuat dan tidak mudah rontok, untuk hewan yang hamil agar pertumbuhan janin normal dan sehat.
Bahan:
Pepaya matang, mangga matang.
Kandungan:
Perangsang fotosintesis
Fungsi:
Membantu pemasakan pada daun, perangsang buah, juga pengharum.
Perbandingan:
1kg buah pepaya matang + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Buah pepaya matang dimasukan kedalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah dihaluskan kemudian aduk bahan secara merata dan tutup rapat dengan kertas plano dan ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permukaan terdapat jamur dan terdapat gelembung udara dan baunya seperti tape. Menandakan adanya microba didalamnya.

5. Nutrisi Temulawak

Kegunaan:
Menambah nafsu makan pada hewan.
Bahan:
Umbi temulawak.
Kandungan:
Kurkuminoid (untuk menambah nafsu makan dan memperbaiki pencernaan).
Fungsi:
Membantu pertumbuhan benih.
Perbandingan:
1kg umbi temulawak + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Umbi temulawak dipotong kecil-kecil setelah itu dimasukan kedalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah dihaluskan. Aduk bahan hingga merata dan tutup rapat dengan kertas plano kemudian ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permuka tumbuh jamur dan baunya seperti tape. tanda terdapat mikroba di dalamnya.

6. Nutrisi Sari Rebung Bambu 1

Kegunaan:
Untuk bihari.
Bahan:
Rebung bambu yang masih di rumpunnya.
Kandungan:
Lactobacillus sp.
Fungsi:
Membantu pertumbuhan tanaman.
Perbandingan:
1kg larutan + 1kg gula aren .
Cara membuat:
Sari rebung bambu diambil dari rebung bambu yang masih di rumpunnya. Larutan yang ada di ruas ke 4 dan 5 rebung diambil setelah hari ke 5. kita menaruh nasi pera di ruas ke 4 rebung dan bagian atas ditutup dengan plastik. Setelah didapatkan larutan tersebut, ditambahkan gula aren dengan perbandingan 1:1 dan difermentasi 7 hari sebelum diaplikasikan atau disimpan (dapat disimpan selama setahun).

7. Nutrisi Sari Rebung Bambu 2

Kegunaan:
Meningkatkan stamina, tidak mudah masuk angin (agar tidak kembung dan imun tahan terhadap penyakit).
Bahan:
Pohon bambu yang masih muda dan belum keluar daunnya.
Kandungan:
Kalium.
Fungsi:
Menjaga kesehatan supaya jauh dari penyakit. Untuk dekomposer, pupuk pertumbuhan atau proses pakan.
Perbandingan:
1kg rebung + 1kg gula aren + 1kg air.
Cara membuat:
Fermentasi selama seminggu.

8. Nutrisi Jahe

Kegunaan:
Memberantas penyakit dan penghangat.
Bahan: 
Jahe.
Kandungan:
Antioksidan.
Fungsi:
Fungisida tanaman.
Perbandingan:
1kg jahe + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Jahe dipotong kecil-kecil atau di geprek setelah itu masukan kedalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah di haluskan. Aduk bahan hingga merata dan tutup dengan kertas plano kemudian ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permukaan tumbuh jamur dan baunya seperti tape, hal ini menandakan adanya mikroba.

9. Nutrisi Bawang Putih

Kegunaan:
Memberantas penyakit dan penghangat untuk ikan.
Bahan:
Bawang Putih.
Kandungan:
Minyak astiri.
Fungsi:
Untuk pestisida khususnya bakterisida pada ikan dan ternak untuk memperbaiki metabolisme.
Perbandingan:
1kg bawang putih + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Bawang putih di potong-potong agak besar atau di pukul-pukul tidak sampai halus lalu masukan kedalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah dihaluskan. Aduk bahan secara merata dan tutup dengan kertas plano lalu ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permukaan tumbuh jamur dan berbau seperti tape.

10. Nutrisi Daun Sledri

Kegunaan:
Membasmi penyakit tanaman, mempertahankan hijau daun pada daun tua, dan perangsang pembentukan enzim yang dibutuhkan tanaman.
Bahan:
Daun Sledri.
Kandungan:
Zat besi.
Fungsi:
Merangsang hijau dan tumbuh tunas.
Perbandingan:
1kg daun sledri + 1kg gula aren + 1liter air.
Cara membuat:
Daun sledri di potong kecil kecil setelah itu masukan dalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah dihaluskan. Aduk bahan secara merata dan tutup dengan kertas plano lalu ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permukaan tumbuh jamur dan baunya seperti tape.

11. Nutrisi sayuran

Kegunaan:
Perangsang tanaman/pemacu pertumbuhan daun, pengganti unsur serat pada ternak.
Bahan:
Rebung muda, sayur sayuran yang mengandung gizi (pengganti zat besi) diambil sebelum matahari terbit.
Kandungan:
Kandungan mikrobianya bakteri.
Fungsi:
Fotosintetik, Mempercepat penyerapan nutrisi
Perbandingan:
1kg sayuran + 1kg gula aren + 1liter air.

12. Nutrisi Batang Pisang

Kegunaan:
Batang pisang ini berfungsi untuk menambah kekurangan zat hara pada tanaman dan menambah kesuburan/kesehatan tanaman, menaikan unsur N dalam tanah, memacu pertumbuhan akar muda.
Bahan:
Batang pisang/ rebung pisang.
Kandungan:
Kandungan mikrobianya bakteri fotosintetik.
Fungsi:
Mempercepat penyerapan nutrisi, memperbaiki warna hijau daun.
Cara membuat:
Batang pisang dipotong kecil kecil lalu masukan dalam toples plastik bersama dengan air dan gula aren yang sudah dihaluskan. Aduk secara merata lalu tutup dan ikat dengan karet.
Tanda jadi:
Permukaan ditumbuhi jamur dan baunya seperti tape.


Aplikasi nutrisi dilakukan dengan teknik penyemprotan.
Untuk memperoleh hasil maksimal, Penyemprotan harus di pertimbangkan sbb:
  • Cuaca yang sedang (mendung atau cerah) apabila dimungkinkan akan turun hujan sebaiknya jangan dulu dilakukan penyemprotan.

  • Waktu penyemprotan paling efektif adalah setelah jam 3 sore, karena sejak pagi hingga jam 3 sore, tanaman sedang bekerja memuat makanan dan proses fotosintesis, kemudian setelah jam 3 dilakukan penyimpanan makanan, jadi waktu yang paling tepat adalah jam 3 sore.